Rabu, 07 Mei 2014

PREFIKS DALAM BAHASA JAWA DIALEK SOLO, JAWA TENGAH

Nama   : Desi Riantika
Kelas   :4A
Tugas   : Morfologi Lanjut

PREFIKS DALAM BAHASA JAWA DIALEK SOLO, JAWA TENGAH
Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata dinamakan afiks atau imbuhan. Sedangkan prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar. Prefiks juga biasa disebut awalan.
1.      Prefiks meng-
·        Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /k/, /g/, /h/, bentuk meng- tetap meng-. Sedangkan dalam bahasa Jawa dialek Solo, Jawa Tengah, prefiks meng- berubah menjadi ng-. Contohnya :
Ng + ikat ( meng + ikat )                                        ng + arepke (meng + harapkan)
Ng + ulek ( meng + giling )                         ng + ukur ( meng + ukur )
·        Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /l/, /m/, /n/, /r/, /y/, atau /w/, bentuk meng- berubah menjadi me-. Sedangkan dalam bahasa Jawa dialek Solo, bentuk ng- berubah menjadi nge-. Contohnya :
Nge + latih ( me + latih )
nge + yakinke ( me + yakinkan )
·        Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /d/ atau /t/, bentuk meng- berubah menjadi men-,  Sedangkan dalam bahasa Jawa dialek Solo, bentuk ng- berubah menjadi n-.  Contohnya :
N + duga = nduga  ( men + duga = menduga )
n + tanem = nanem ( men + tanam = menanam)
·        Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /b/, /f/ atau /p/, bentuk meng- berubah menjadi mem-.  Sedangkan dalam bahasa Jawa dialek Solo, bentuk ng- berubah menjadi m-.  Contohnya :
M + buat = mbuat (mem + buat = membuat)
M + patuhi = matuhi ( mem + patuhi =mematuhi )
·        Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /c/, /j/, /s/ bentuk meng- berubah menjadi meny-.  Sedangkan dalam bahasa Jawa dialek Solo, bentuk ng- berubah menjadi ny-.  Contohnya :
Ny + cucike = nyuceke ( meng + cucikan = menyucikan )
Ny + sadari = nyadari ( meng + sadari = menyadari )
·        Jika ditambahkan pada dasar yang bersuku satu, bentuk meng- berubah menjadi menge-. Sedangkan dalam bahasa Jawa dialek Solo bentuk ng- berubah menjadi nge-. Contohnya :
Nge + bom = ngebom ( meng + bom = mengebom )
Nge + cat = ngecat ( meng + cat = mengecat )

2.      Prefiks per-
·        Prefiks per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /r/. Contohnya :
Per + rendah = perendah
Per + ringan = peringan
·        Prefiks per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk kata ajar. Contohnya  :
Per + ajar  = pelajar
·        Prefiks per- tidak mengalami perubahan bentuk apabila bergabung dengan dasar lain selain yang disebutkan diatas. Contohnya :
Per + lebar = perlebar


3.      Prefiks ber-
·        Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan dengan dasar yang dimulai dengan fonem /r/. Contohnya :
Ber + rantai = berantai
·        Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /ǝr/. Contohnya :
Be + kerjo = bekerjo ( ber + kerja = bekerja )

4.      Prefiks ter-
·        Prefiks ter- berubah menjadi te- jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /r/. Dalam bahasa Jawa dialek Solo, prefiks ter- biasa digunakan dengan kata ke-. Contohnya :
Ke + robo = kerobo (ter + raba = teraba )
Ke + roso = keroso ( ter + rasa = terasa )

5.      Prefiks di-
·        Digabung dengan dasar pun, prefiks di- tidak mengalami perubahan bentuk. Contohnya :
Di + jipuk = dijipuk ( di + ambil = diambil )
Di + tuku = dituku ( di + beli = dibeli )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar