ANALISIS KESALAHAN BAHASA PADA PIDATO PEJABAT
Pada
analisis kali ini saya akan menganalisis pidato pejabat negara yaitu pada
pidato Bacharuddin Jusuf Habibie,
tanggal 1 Juni 2011 di Jakarta. Pada
pidato beliau tanggal 1 Juni 2011 di Jakarta,
terdapat berbagai kesalahan. Kesalahan yang terdapat pada pidato beliau antara
lain :
1.
Penggunaan Kata Jaman Dan
Zaman
Bentuk tidak baku = Jaman
Bentuk baku = Zaman
Pada pidato beliau terdapat kesalahan pelafalan fonem /z/
menjadi fonem /j/ pada kata zaman. Hal tersebut menjadikan kata
tersebut salah. Karena kata jaman pada KBBI tidak ditemukan. Sedangkan
kata zaman (KBBI 2008 : 1569) berarti : 1. Jangka waktu yang
panjang atau pendek yang menandai sesuatu; masa; 2. Kala; waktu.
Jadi sebaiknya sebagai seorang pejabat yang dikenal
banyak orang beliau dapat menjadi panutan oleh banyak kalangan, termasuk
panutan beliau dalam berbahasa. Oleh karena itu pada kata tersebut dapat diubah
dengan penggunaan fonem /z/ yang sesuai dengan kata zaman
sehingga tidak menjadikan kata tersebut tidak memiliki makna.
2. Penggunaan Kata Euphoria Dan Euforia
Bentuk tidak baku = Euphoria
Bentuk baku = Euforia
Pada
kata tersebut beliau melafalkan kata dengan lafal bahasa Inggris yaitu yuforia sesuai
dengan kata euphoria yang memang berasal dari kata bahasa
Inggris. Kata tersebut sudah diserap dalam bahasa Indonesia sehingga menjadi
kata euforia.
Euforia berarti
perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan (KBBI 2008 : 384). Hal
ini sejalan dengan apa yang sedang dibicarakan pada pidato tersebut. Jadi
penggunaan kata yang tepat pada kata tersebut seharusnya adalah euforia.
3.
Penggunaan
Kata Misalnya dan Kalau
Dalam penggunaan kata misalnya dan kalau dalam
sebuah kalimat secara bersamaaan adalah salah. Kata misalnya dan kalau
sama-sama menandakan kata seandainya atau seumpamanya. Jadi penggunaan kedua
kata tersebut secara bersamaan menjadikan kata tersebut menjadi mubadzir. Jadi
perbaikan kata ttersebut dapat digunakan salah satu dari kata tersebut. Dapat
menggunakan kata misalnya atau kalau. Tidak dengan menggabungkan
keduanya.
4. Penggunaan kata weltanschauung dan pandangan
hidup
Pada pidato Bacharuddin Jusuf Habibie, tanggal 1 Juni 2011
di Jakarta, beliau menggunakan kata weltanschauung tanpa menjelaskan apa arti
dari kata tersebut. Padahal banyak dari kalangan masyarakat yang tidak
mengetahui apa arti dari kata tersebut. Jadi alangkah akan lebih baiknya jika
beliau mengganti kata tersebut dengan kata yang dalam bahasa Indonesia sehingga
menjadi kata Pandangan
hidup. Dengan begitu akan mempermudah orang lain dalam memahami
isi pembicaraan beliau.