Desi Riantika
Ini
lah hidup ku
PENGANTAR
Awalnya
tak pernah terfikir oleh saya bahwa saya harus membuat autobiografi. Sempat
kesal kerena ditugaskan untuk membuat tugas berupa autobiografi yang menurut
saya cukup rumit. Mungkin hal ini dikerenakan sifat malas yang ada dalam diri
masing-masing orang. Tidak hanya saya
yang mengeluhkan mengenai tugas ini. Sebagian besar teman saya juga bersikap
demikian kerena tugas yang diberikan dalam semester ini telah menumpuk dan para
dosen telah mendesak untuk mengumpulkanya. Lagi-lagi ini merupakan sifat malas
yang tumbuh dan mungkin berkembang pada diri mahasiswa sekarang. Tugas yang
sudah lama diberikan pun tak kunjung diselesaikan sehingga tugas pun menumpuk
semakin banyak. Tapi saya yakin bahwa
ini adalah suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
sekaligus latihan menulis.
Tugas
untuk membuat autobiografi ini diberikan
oleh dosen saya yaitu ibu Ermawati S, S.Pd., M.A. dosen yang menurut saya cukup baik dan ramah.
Kata-kata di bagian kedua tadi bukan bagian dari rayuan saya karena hal itu
memang benar apa adanya. Walau belum mengenalnya lebih dekat, saya sudah
menaruh kesan kepada beliau karena beliau yang menurut saya memiliki sifat
ramah kepada orang-orang disekitarnya.
Semoga
beliau selalu sehat sehingga dapat mengubah mahasiswa untuk menjadi lebih baik
melalui ilmu pendidikan yang dimiliki olehnya.
Salam.
Desi Riantika
Pekanbaru,
Oktober 2014
Bagian Pertama
Pelalawan,
Tempat
Kelahiran
N
|
ama
saya Desi Riantika, biasa dipanggil dengan nama bagian depan saya yaitu Desi.
Saya berjenis kelamin perempuan dan dilahirkan di Pelalawan pada 03 Desember
1994, tepatnya di Puskesmas Ukui pada hari Sabtu. Saya anak bungsu dari empat
bersudara yang dikepalai oleh bapak Hartoyo dan Ibu Edi Supadmi.
Keluarga
saya tinggal di Desa Air Emas, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Sebuah desa
yang telah saya cintai. Potensi sumber daya alamnya yang sangat besar. Minyak
bumi di Kecamatan Kerumutan, gas alam di Kecamatan Langgam, batubara di
Kecamatan Ukui dan Pngkalan Lesung serta memiliki areal perkebunan sawit yang
cukup luas.
Kabupaten
Pelalawan memiliki luas wilayah lebih kurang 12.490,42 Km2. Sebelah timur
berbatas dengan Kabupaten Karimun dan Selat Malaka, sebelah barat berbatas
dengan Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru, sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Siak dan Bengkalis dan sebelah selatan dengan Kabupaten Indragiri
Hulu dan Indragiri Hilir. Pada saat ini Kabupatan Pelalawan telah berkembang
menjadi 12 Kecamatan, dengan ibu kota Kabupaten di Pangkalan Kerinci
(Setanggi).
Kabupaten
Pelalawan memiliki potensi wisata yang cukup besar, terutama potensi wisata
alam. Potensi ini dimiliki oleh semua kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Potensi tersebuat antara lain adalah danau,
pantai, wisata hutan lindung, sumber air panas, garis lintang katulistiwa yang
disebut dengan garis equator dan gulungan air yang disebut bono yang
akhir-akhir ini ramai diperbincangkan masyarakat dan masih banyak lagi potensi
yang lainya.
Tidak
hanya hal itu yang membuat saya mencintai daerah kelahiran saya. Yang lebih
membuat saya mencintai tempat kelahiran saya adalah masyarakat yang ada pada
daerah yang saya tempati memiliki sikap yang ramah dan perduli satu sama lain.
Saling perduli antar tetengga sangat hanggat saya rasakan di desa saya. Suatu
hal yang tidak saya temukan di daeah perkotaan yang jauh dari rasa perduli
antar sesama. Antar teman kost yang tidak saling mengenal, antar teman kost
yang tidak saling bertegur sapa dan masih banyak masalah-masalah mengenai
keperdulian yang terjadi di daerah perkotaan.
Mengenai
ayah saya (Hartoyo), beliau sudah lama memutuskan untuk pergi meninggalkan
keluarga kecilnya untuk membina kehidupan berumah tangga baru dengan wanita
lain.
Ibu
saya (Edi Supadmi), adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa alias
bekerja sebagai seorang tenaga pengajar
di SDN 025 yang kini berganti menjadi SDN 009. Beliau telah mengabdi selama
berpuluh-puluh tahun lamanya dan tak pernah ada kata bosan mengajar anak
didiknya. Beliau adalah sosok idola saya
kerena beliau adalah orang yang sangat kuat dan tangguh berjuang demi
anak-anaknya walau hidup tanpa suami. Ibu saya adalah sosok yang paling penting
dalam hidup saya. Ibuku sangat penyabar dalam menghadapi berbagai hal. Oleh
karena itu ibuku adalah segalanya untuku.
Foto : Ibu
saya (Edi Supadmi)
Bagian kedua
Menempuh pendidikan TK dan SD
Saya
menempuh pendidikan dari Taman Kanak-kanak didesa saya yaitu TK Melati yang
sampai saat ini masih ada. Pada masa Taman Kanak-kanak hal yang paling saya
suka adalah saat hari sabtu seluruh anak membawa bekal dari rumahnya
masing-masing yang kemudian sesampainya disekolah anak-anak melakukan senam
lalu istirahat dan makan bersama.
Pendidikan
Sekolah Dasar saya tempuh selama enam tahun dan saya lulus tahun 2006. Selama
enam tahun di bangku Sekolah Dasar, saya termasuk siswa yang cukpu berprestasi
dengan mendapatkan ranking selalu di sepuluh besar dikelas saya. Teman-teman
selama Sekolah Dasar adalah teman-teman yang baik dan menyenangkan. Teman yang
lekat dalam ingatan saya adalah teman yang unik-unik. Contohnya saja Titin yang
dahulu belum bisa mengucapkan huruf “R” atau orang biasa menyebutnya cedal.
Lalu ada Adit, satu-satunya lelaki yang senang bergabung dengan teman wanita.
Yang lebih menyukai menari daripada berolahraga seperti teman lelakinya yang
lain.
Satu
hal yang tidak saya lupa adalah teman masa kecil saya yang sekarang sudah
menikah dan memiliki satu orang anak laki-laki. Ia bernama Cahyani Safitri yang
biasa dipanggil fitri. Dia adalah siswa yang cukup berprestasi bengan menduduki
peringkat tiga besar di kelas saya. Pada waktu itu saat kami sedang melakukan
kegiatan les sore yang bertujuan untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian
akhir sekolah. Saat itu kami les mata pelajaran agama. Saat pelajaran tengah
berlangsung, fitri berlari pergi meninggalkan ruangan tanpa permisi. Hal ini
membuat bingung guru dan tentunya kami. Apalagi tidak lama setelah fitri pergi
meninggalkan ruangan terdengar suara teriakan yang cukup nyaring dari arah
kamar mandi yang ada di sekolah kami. Spontan saja guru kami yaitu pak endan
dan juga kami berlari menuju arah suara tersebut. Dan alangkah terkejutnya kami
setelah kami sampai di kamar mandi itu. Rupanya fitri berniat untuk bunuh diri
karena beberapa hari ini ia dimarahi oleh orang tuanya dirumah. Dengan bujukan
serta rayuan kami yang dibantu oleh guru kami fitri pun menurut untuk tidak
melanjutkan aksi bunuh diri yang sebelumnya akan ia lakukan.
Menempuh
Pendidikan SMP
Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama saya jalani setelah saya lulus dari Sekolah Dasar.
Saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Swadaya Bukit Jaya yang kini telah
berganti nama menjadi SMPN 4 Ukui. Pendidikan SMP saya jalani selama tiga
tahun, dan selama itulah saya dihadapkan oleh banyak hal-hal baru. Letak
sekolah yang lumayan jauh tak menghalangi saya untuk aktif di berbagai kegiatan
sekolah seperti OSIS, PRAMUKA, dan ekstra-kulikuler lainya. Pada organisasi
sekolah berupa OSIS saya menjabat sebagai wakil sekertaris sejak kelas satu
SMP. Kegiatan olahraga bersama rutin dilakukan sekolah saya setiap jumat sore
dari pukul 15.30 hingga 17.00. Sedangkan kegiatan Pramuka rutin dilakukan pada
hari sabtu sore dari pukul 15.00 hingga 17.30. Saya sangat menyenangi berbagai
kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah saya ini, kerena menurut saya juga
berdampak positif pada perkembangan siswa.
Pada
masa SMP ini saya selalu senang ketika ada perlombaan kemah untuk memperingati
HUT RI atau untuk memperingati Tahun Baru Hijriah. Saya selalu terlibat dalam
lomba-lomba sperti ini dan saya sangat menyukainya. Yang paling membuat saya
dan teman-teman sekolah semangat mengikuti kemah adalah karena sekolah kami
selalu juara dalam perlombaan seperti ini. Baik dari regu wanita maupun pria
selalu meraih juara. Hal ini terkadang membuat siswa yang berasal dari sekolah
lain merasa minder kalau harus bersaing dengan sekolah kami. Hal ini sudah
diakui oleh teman-teman kami dari sekolah lain yang kami dapatkan selama di
bumi perkemahan.
Dihadapkan
pada keaadaan sekarang yang terjadi pada sekolah saya ini sangat berbeda dengan
keadaan pada masa lalu, dimana sekarang banyak siswa yang berani merokok
dikantin-kantin sekolah, siswa yang berani menyimpan video-video porno, dan
bahkan ada siswa yang terlibat kasus pemerkosaan anak dibawah umur. Kiranya hal ini harus menjadi perhatian
pihak-pihak sekolah dan juga orang tua untuk lebih mengawasi peserta didik agar
anak didik ini menjadi orang berhasil yang berguna baik bagi sesama ataupun
bagi negara. Karena pada dasarnya anak didik adalah termasuk generasi penerus
bangsa. Semoga kedepannya generasi penerus bangsa yang dihasilkan adalah
generasi yang berkualitas baik sehingga dapat berguna bagi sesama maupun bagi
bangsa. Amin.
Melanjutkan
Pendidikan ke SMK
Lulus
dari SMP pada tahun 2009 dengan nilai yang cukup memuaskan. Saya melanjutkan
pendidikan di SMKN 1 Pasir Penyu atau biasa disebut SMK Pertanian. Sebuah
sekolah yang luar biasa dan berisi guru-guru yang luar biasa. Sekolah ini
berada di Kabupaten INHU (Indragiri Hulu) tepatnya di Air Molek. Perjalanan
dari Ukui menuju Air Molek memakan waktu sekitar 45menit apabila ditempuh
dengan menggunakan sepeda motor. Kedaan sekolah yang jauh dari rumah ini
membuat saya harus hidup berpisah dengan keluarga saya dengan kost di Air
Molek.
Di sekolah ini dulunya terdapat tujuh jurusan
yaitu, ATP (Agribisnis Tanaman Perkebunan), ATPH (Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura), TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian), MP (Mekanisasi
Pertanian), APERI (Agribisnis Perikanan), ATU (Agribisnis Ternak Unggas), dan TKJ
(Teknik Komputer Jaringan) yang Sekarang TKJ dikembangkan lagi menjadi satu
jurusan yaitu Multimedia.
Dari
sekian banyak jurusan yang ada saya tertarik pada dua jurusan yaitu ATPH dan
TPHP. Pada pendaftaran dan seleksi, kedua jurusan itulah yang saya masukan pada
kolom jurusan yang dipilih. Dan akhirnya saya diterima di jurusan ATPH. Sebuah
jurusan yang berada dibidang tanaman pangan dan hortikultura. Pada awal sekolah
adalah masa-masa sulit bagi saya karena pada kelas satu saya harus masuk sore
karena lokal yang ada disekolah sedang direnovasi karena tidak cukup untuk menampung seluruh siswa
yang pada saat itu berjumlah hampir 1.500 siswa. Pada kelas satu saya harus
masuk pada pukul 13.00 hingga 17.30. Situasi yang biasanya digunakan siswa untuk istirahat siang.
Untungnya hal itu tidak berlangsung selama tiga tahun. Hal itu berlangsung
hanya selama satu semester dikelas satu.
Pada
masa SMK ini saya dihadapkan pada berbagi hal yang cukup menarik untuk menjadi
bahan cerita saya. Berbagai teman dari berbagai kalangan dan suku saya dapatkan
disekolah ini. Mulai dari jawa, minang, melayu, dan batak. Dari yang pendiam,
pemalu, humoris, centil, suka dandan, cerewet, pintar dibidang matematika,
bahasa inggris, dan lain-lain sampai yang bandel saya dapatkan disekolah ini.
Teman
terbaik semasa SMK yang lekat dalam ingatan saya adalah Ryan Agus Pambuko yang kerap dipanggil dengan
sebutan “belek”. Dalam bahasa jawa kata “belek” mempunyai arti kotoran mata.
Entah dari mana dan sejak kapan sebutan itu telah berlaku untuk dirinya.
Mungkin dari kebiasaan dia yang sering tertidur dikelas apalagi jika guru
sedang tidak ada sehingga kotoran mata kerap melekat disudut matanya. Belek
adalah sosok yang menurut saya memiliki jiwa setia kawan yang tinggi. Dia lah
orang yang paling sering menunggu saya untuk berangkat praktek disekolah, dan
dia tidak pernah mengeluh sekalipun saya lama dalam bersiap-siap hingga kami
terlambat dan mendapat omelan dari guru bersangkutan.
Awal
dari keakraban kami terjalin sejak saya mendapat hukuman dari guru karena saya
sms-an dikelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Handphone saya disita oleh guru saya untuk beberapa minggu dan saya
harus membuat janji untuk tidak memainkan handphone
pada saat jam pembelajaran sedang berlangsung. Dan ryan lah yang memberikan
motivasi dan arahan agar saya tidak mengulanginya lagi. Hingga saat ini
keakraban kami tetap tejalin dengan tetap berkomunikasi, baik melalui handphone ataupun media sosial.
Sangat banyak teman yang mengira bahwa saya dengan ryan
memiliki hubungan istimewa atau yang biasa disebut pacaran. Namun kami selalu
menyangkalnya karena memang saya dan ryan tidak lebih dari teman. Banyak juga
teman-teman yang menyarankan agar kami berpacaran saja kerena menurut mereka
kami memiliki kecocokan. Namun lagi-lagi kami membantahnya.
Kini
ryan melanjutkan pendidikanya di
INSTIPER (Institut Pertanian) di
jogjakarta dengan jurusan SPKS (Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit). Kegiatan lain
yang ia jalani selain kuliah adalah menekuni kegiatan barunya di bidang
fotografi. Menurut informasi yang saya dengar kini dia tidak lagi menjadi ryan
yang suka tidur dikelas, melainkan menjadi ryan yang semangat dalam belajar
untuk meraih cita-citanya menjadi Asisten disalah satu perkebunan kelapa sawit
yang ada didaerah Riau. Semoga ryan selalu sehat dan menjadi ryan yang baik
untuk semua orang. Amin.
Foto
: Ryan Agus Pambuko saat perpisahan disekolah
Saya
memiliki teman sekelas yang bermacam-macam karakter. Ada Erlin Mega Saputri
yang jago Bahasa Inggris, ada Evi Triyani yang jago matematika, Denny Tri Putra yang kurus dengan sebutan
jablay, ada Mella Widya Siska dan Yenni yang lemot, Gusnur Marleny yang tomboy, Sefrita Artika
yang centil, Jambri si ketua kelas, Ridho
yang terkenal bandel, Wera Oktavina yang suka membawa nasi goreng dikelas untuk
teman-temanya, ada Agus Saputra yang menjengkelkan, Andika Dwi Saputra yang
memiliki mata besar sehingga mendapat
julukan belor,dan masih banyak lagi teman-teman yan lain.
Saya
mempunyai pengalaman yang seru saat kelas tiga SMK bersama semua teman-teman
kelas saya. Yaitu ketika kami semua cabut dalam mata pelajaran fisika dan
mendapat hukuman. Ide itu berawal dari saya dengan spontan. Ketika itu kami
sedang ISOMA (Istirahat Sholat Makan) kira-kira pukul 12.45, ketika kami
selesai sholat berjamaah di masjid yang berada di SMK, kami biasa berkumpul di
luar kelas. Ketika itu cuaca sangat panas sehingga membuat kami kehausan dan
malas untuk belajar. Saat itu pukul 13.00 kami harus mengikuti mata pelajaran
fisika dengan ibu Itut yang menurut kami kurang menarik. Apalagi pukul 15.30 kami harus praktek. Jadi
saya berfikir untuk pulang saja karena kebetulan kost saya tidak jauh dari
sekolah. Teman-teman saya setuju dengan pendapat saya termasuk ketua kelas
kami. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja.
Pagi
hari setelah kejadian itu, wali kelas kami datang ke kelas dan menyatakan
kekecewaanya kepada kami dan meminta kami agar minta maaf kepada guru fisika
kami sebelum kami dipanggil oleh guru Bimbingan Konseling. Akhirnya kami
meminta maaf kapada ibu Itut. Namun ibu Itut mengatakan bahwa dua hari kedepan
kami akan menerima hukuman dari beliau. Awalnya kami santai saja kerena menurut
kami, kami hanya akan dihukum seperti hukuman biasa yang dilakukan guru lain
kepada siswanya. Yaitu hormat bendera. Namun ternyata tidak. Kami dihukum untuk
membersihkan ruang sarana laboratorium yang sudah lama tidak dipakai yang
keadaanya memang sangat kotor. Hal ini membuat kami sangat menyesal karena kami
membersihkan ruang dan sarana itu dari pukul 14.00 hingga 17.30. sungguh hari
yang sangat melelahkan dan membuat kami menyesal.
Bagian ketiga
Melanjutkan
kuliah
Setelah
lulus dari SMK N Pasir Penyu, Saya melanjutkan kuliah di Universitas Islam Riau
dengan jurusan yang sedang saya jalani sekarang yaitu jurusan Bahasa dan Seni.
Sebelum saya diterima di Universitas ini saya mendaftar di Universitas Riau.
Awalnya memang saya sangat ingin melanjutkan pendidikan saya di Universitas
Riau seperti ibu saya yang menyelesaikan studi S1 nya di Universitas tersebut.
Awalnya
saya telah mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di Universitas Riau
melalui jalur PBUD dengan mengambil jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah
Dasar) dan Bahasa Indonesia. Dari
sekian banyak siswa yang mencalonkan diri di Universitas Tersebut di bidang
Keguruan, saya lah satu-satunya siswa yang mendapat undangan wawancara dari
pihak kampus. Awalnya saya sangat senang
karena syarat untuk dapat diterima di Fakultas Keguruan itu adalah dengan
dipanggilnya calon mahasiswa untuk melakukuan wawancara. Namun kenyataan tak
sesuai dengan harapan. Setelah melakukan wawancara dan menerima hasilnya,
ternyata saya tidak diterima di Universitas tersebut. Tak patah arang, saya
melakukan pendaftaran di Universitas yang sama dan mengambil jurusan yang sama
pula melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri). Hasil yang sama pun ternyata
saya dapatkan. Lagi-lagi saya tidak diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang
saya inginkan.
Berlanjut
dari tidak diterimanya saya di Universitas Riau, saya tetap ingin melanjutkan
pendidikan saya dimanapun. Kerena menurut saya menempuh pendidikan itu
sangatlah penting. Akhirnya saya
memutuskan untuk mendaftar Universitas Islam Riau dengan mengambil jurusan
Bahasa Indonesia dan Sendratasik. Setelah melakukan tes, akhirnya saya diterima
di Universitas Islam Riau dengan jurusan Bahasa Indonesia.
Banyak
hal yang membuat saya ingin menjadi guru, serta mengapa saya memilih jurusan
bahasa indonesia, diantaranya :
ü Karena
ibu saya yang juga seorang guru di sebuah Sekolah Dasar. Dari ibu, saya belajar
banyak hal termasuk indahnya menjadi guru. Ibu selalu memberikan motivasi
berupa kesenanganya selama menjadi guru. Sejak SD saya lebih menyukai mata
pelajaran Bahasa Indonesia bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Entah karena dulu ibu saya yang mengajarkan mata pelajaran tersebut, entah
karena penyampaian dan pemahaman yang diberikan mudah untuk diterima, atau
mungkin kerena keduanya.
ü Kehidupan
keluarga saya yang kebanyakan menjadi guru. Dimulai dari kakak dari ibu saya,
sampai adik dari ibu saya adalah guru.
Mereka adalah guru dibidangnya masing-masing. Melihat kehidupan keluarga
saya yang kebanyakan menjadi guru merupakan salah satu alasan saya untuk
menjadi guru seperti mereka.
ü Hidup
tanpa seorang ayah yang saya jalani membuat saya ingin menjadi orang berhasil.
Dan menurut saya guru adalah salah satu orang yang berhasil. Hidup tanpa ayah
membuat saya ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa saya bisa berhasil
walau hidup tanpa ayah. Terlebih saya ingin membuktikan kepada ayah saya bahwa
saya bisa berhasil tanpa dia yang telah tega meninggalkan keluarganya demi
menikah lagi dengan wanita lain.
ü Guru
favorit saya semasa SMP adalah guru bahasa indonesia. Ibu Yuriah Wati namanya
yang biasa dipanggil ibu Yuri. Adalah sosok yang sabar dalam menghadapi
kenakalan-kenakalan siswa yang di didiknya. Guru yang selalu menebar senyum
setiap kali bertemu dengan siswanya. Sosoknya yang sabar ini membuat siswa
mudah memahami dari materi yang ia sampaikan. Oleh karena itu ia banyak
disenangi oleh siswa. Hal ini terbukti dari pemilihan ‘guru terbaik’ yang di
adakan oleh OSIS pada saat itu dan hasil
polling menytakan bahwa ibu yuri dinyatakan sebagai guru terbaik pada saat itu.
ü Guru
tegas yang menyampaikan meteri dengan tepat sehingga membuat saya memahami apa
yang disampaikan olehnya. Dia adalah ibu Kristina yang biasa dipanggil ibu
Kris. Sosok tegas yang lekat dalam dirinya membuat saya kagum dengan beliau.
Hukuman akan ada dan tidak ada toleransi bagi siswa yang tidak membuat tugas.
Hal ini saya rasakan berdampak positif bagi siswa, karena dengan begitu siswa
akan merasa memiliki tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru dan
mau tidak mau siswa akan belajar demi mengerjakan tugas-tugasnya.
ü Menurut
saya guru merupakan orang yang berhasil. Guru dapat membuat seseorang dari
tidak tahu menjadi tahu, dari sudah tahu menjadi lebih tahu. Dan saya bangga
dengan guru karena jasa-jasanya yang diakui oleh semua orang. Oleh karena itu
saya berkeinginan untuk menjadi guru.
Saya beruntung di jurusan ini karena
ternyata banyak memberikan pencerahan serta mengajari bagaimana merubah anak
didik menjadi lebih baik dalam segala aspek. Merubah dari yang tidak tahu
menjadi tahu. Membentuk jiwa yang bermental kuat dan berkarakter yang mulia.
Merubah pola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik. Ya itulah tugas mulia
sebagai seorang pendidik dan inilah yang saya kagumi serta saya pelajari
sekarang. Saya nyaman kuliah disini, indeks prestasi pun cukup memuaskan.
Sampai tak terasa sekarang saya sudah tingkat lima atau semester lima.
Saya memiliki teman yang cukup menyenangkan
difakultas dan kelas ini. Di kelas ini saya memahami berbagai macam watak dan
kepribadian teman-teman saya. Saya bengga memiliki mereka semua dan semoga kami
dapat saling melengkapi dan mengisi kekurangan yang lain.
Bagian keempat
Motivasi
hidup
Kehidupan
yang saya jalani hingga saat ini dapat dikatakan tanpa kasih sayang seorang
ayah. Hal yang membuat saya ingin terus belajar dan sukses adalah karena saya
ingin membuktikan pada ayah saya bahwa ia telah salah telah meninggalkan ibu
dan anak-anaknya, dan membuktikan bahwa saya bisa berhasil tanpa dia.
Saat
terakhir yang saya ingat adalah ketika ayah saya mengucapkan “selamat ulang
tahun” kepada saya di usia saya yang ke 19 tahun. Setelah sekian lama saya tak
pernah bertegur sapa dengannya, di hari itulah ia mengirimkan pesan singkat
berupa ucapan selmat ulang tahun untuk saya. Saya benar-benar terharu di hari
itu. Sekian lama saya hidup, hanya sekali itu saya mendapat ucapan selamat
ulang tahun dari seorang ayah. Untuk ayah yang jauh entah dimana, semoga engkau
baik-baik saja.
Saat ini saya memiliki seseorang yang spesial yang
dapat membuat hari-hari saya lebih indah. Namanya Vicko Mafiangga, biasa
dipanggil Vicko. Kami telah saling mengenal sejak masa SMK. Namun kedekatan
kami baru terjalin pada bulan Mei di tahun 2013. Kedekatan kami berawal dari
kejadian yang kurang mengenakkan.
Malam itu saya dengan teman-teman
saya sedang jalan-jalan bersama. Ketika jam telah menunjukan pukul 21.00, saya
mengajak teman-teman saya untuk pulang. Namun ternyata teman-teman saya belum
ingin pulang. Saya sudah risau dengan waktu yang berjalan semakin larut.
Akhirnya saya memutuskan untuk meminta jemput dengan Vicko.
Sekitar
pukul 22.30 akhirnya Vicko bersama dengan teman semasa SMK datang menjemput
saya. Melihat kedatangn Vicko untuk menjemput saya, teman-teman saya marah
terhadap saya. Karena menurutnya saya tidak setia kawan dengan pulang terlebih
dahulu. Saya tidak memperdulikan celotehan teman saya dan memutuskan untuk
tetap pulang kerena menurut saya tidak wajar seorang wanita bermain hingga
larut malam. Ketika saya sampai dikost, saya langsung diminta untuk istirahat
oleh Vicko. Namun pagi harinya, vicko menasehati saya tentang kejadian tadi
malam. Dan sejak itu kedekatan kami berlangsung hingga sekarang.
Foto
: Vicko Mafiangga
Bagian kelima
Cita-cita
hidup ku
Selain
ingin menjadi seorang pendidik yang profesianal, saya masih memiliki banyak
cita-cita dalam hidup saya. Namun cita-cita sederhana saya adalah ingin
membahagiakan ibu saya yang sangat saya cintai. Bagi saya, banyak hal yang
dapat saya lakukan untuk mambahagiakan ibu saya. Kata guru saya semasa SMK,
dengan saya menjadi anak berbakti saja sudah cukup untuk membuat orang tua
bahagia.
Rasa
cinta terhadap ibu saya sangatlah besar, sehingga membuat saya ingin selalu
menjaganya. Dalam jarak yang membuat kami jarang bertemu begini, saya selalu
menyempatkan diri untuk menanyakan kabar ibu saya minimal satu minggu sekali.
Saya
berdoa agar ibu selalu dalam lindungan-Nya, agar ibu senantiasa bahagia. Dan
inilah sebuah puisi untuk ibu ku tercinta.
Hal
terindah
Bagiku…… tiada yang lebih indah selain senyuman
ibuku…
Bagiku…. Kebahagiaan ibuku adalah segalanya untuk
ku…
Dan bagiku… ibuku adalah yang nomor satu…
Tiada
yang bisa menggantikan posisi ibuku
Karena
ibuku adalah curahan hatiku
Selain
yang menciptakan ku
Ibu……
Ketahuilah bu,,, aku sangat menyayangimu
Selalulah tersenyum bu…
Karena senyumu memberikan semangat baru untuk ku..
Bu…
Aku sayang ibu……..
Aku cinta ibu…..
Dan aku tak ingin
kehilanganmu
Desi Riantika
Kenangan
Awal masuk
SMK ( masa ospek)
Kebersamaan
sahabat
Hasil lomba
kaligrafi
Saat lomba
merangkai bunga
Hasil lomba
memasak
Saat debat Bahasa
Inggris
Saat perpisahan
Awal perkuliahan (masa ospek)
selesai ujian
smt 3
saat berlibur
di jawa
ibu dan kakak
tercinta
bermain ke
alam mayang
makan
bersama di alam mayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar