KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SEMANTIK BLOGGER MAHASISWA UNIVERSITAS
ISLAM RIAU, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, JURUSAN BAHASA DAN SENI,
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA, ANGKATAN 2012 KELAS A, ATAS NAMA KHAIDIR
Kesalahan berbahasa tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa
tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini
penekananya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi,
morfologi, maupun sintaksis.
Setiap kata memiliki makna tertentu yang berbeda dengan kata yang
lain. Kendatipun berbeda ada beberapa kata yang sekilas tampaknya memiliki
makna yang hampir sama, tetapi jika diteliti lebih saksama lagi akan tampaklah
bahwa masing-masing kata itu memiliki perbedaan. Kata-kata yang bersinonim
biasanya memiliki persamaan makna yang bersifat tidak menyeluruh atau tidak
total. Kesamaanya hanya bersifat sebagian.
Biasanya orang membuka kamus untuk mengetahui sebuah makna atau
arti sebuah kata, cara menuliskanya, atau cara melafalkanya. Akan tetapi,
banyak juga orang yang menginginkan lebih dari itu. Mereka ingin menemukan kata
tertentu untuk mengetahui pemakaianya secara tepat.
Ketepatan makna dan kelaziman pemakaian kata perli diperhatikan
ketika memilih kata. Dalam kegiatan berbahasa, pilihan kata merupakan aspek
yang sangat penting karena pilihan kata yang tidak tepat selain menyebabkan
ketidakefektifan bahasa yang digunakan, juga dapat mengganggu kejelasan
informasi dan rusaknya situasi komunikasi juga tidak jarang disebabkan oleh
penggunaan pilihan kata yang tidak tepat. Berikit ini akan disajikan beberapa
contoh wujud kesalahan pilihan kata.
1.
Penggunaan
kata sawal dengan syawal
Bentuk tidak baku = kakak
saya meninggal pada bulan sawal
Bentuk baku = kakak
saya meninggal pada bulan syawal
Pada
kalimat kakak saya meninggal pada bulan sawal, Kata sawal dalam KBBI
tidak memiliki arti, sedangkan maksud dari kalimat tersebut adalah nama bulan
syawal yang dalam KBBI ( Hal : 1368) berarti
bulan ke-10 tahun Hijriah (29 hari). Jadi penggunaan kata yang benar adalah
kata syawal. Oleh karena itu kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kakak
saya meninggal pada bulan syawal.
2.
Penggunaan
kata langsung dengan segera
Bentuk tidak baku = dan
saya langsung menelpon ibu saya
Bentuk baku =
dan saya segera menelpon ibu saya
Pada kalimat dan saya langsung menelpon ibu saya, kata langsung
dalam kalimat tersebut kurang tepat. Kata langsung dalam KBBI (Hal :
785) berarti : 1. Terus (tidak dengan perantaraan, tidak berhenti, dsb); 2.
Berlanjut 9hingga beberapa lamanya, hingga jauh,dsb); 3. Lewat dari tujuan,
sehingga kata langsung tersebut kurang tepat jika disandingkan dengan
kalimat itu. Kata yang cocok disandingkan dengan kalimat tersebut adalah kata segera
yang dalam KBBI (Hal : 1240) berarti lekas; buru-buru; tergesa-gesa; cepat
(tentang peralihan waktu). Jadi kalimat tersebut sebaiknya diperbaiki dengan
menggunakan kata segera, sehingga menjadi kalimat dan saya segera
menelpon ibu saya.
3.
Penggunaan
kata jam dengan pukul
Bentuk tidak baku = Setelah
sekitar 45 menit saya dan rombongan pun sampai ke Bengkalis sekitar jam
8 malam.
Bentuk
baku = Setelah sekitar
45 menit saya dan rombongan pun sampai ke Bengkalis sekitar pukul 8
malam.
Pada kalimat Setelah sekitar 45
menit saya dan rombongan pun sampai ke Bengkalis sekitar jam 8 malam, kata
jam merupakan bentuk pemakaian kata yang salah. Penggunaan kata pukul
dan jam harus dilakukan dengan tepat. Kata pukul menunjukan
waktu, sedangkan kata jam menunjukan jangka waktu. Kata jam pada
kalimat ini tidak tepat karena untuk menyatakan waktu digunakan kata pukul. Jadi pada kalimat tersebut seharusnya
menggunakan kata pukul. Sehingga kalimat tersebut dapat diperbaiki
menjadi Setelah sekitar 45 menit saya dan rombongan pun sampai ke Bengkalis
sekitar pukul 8 malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar