ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA KORAN HALUAN
RIAU (Rabu. 17 September 2014)
Ramlan (1987 : 21) mendefinisikan sintaksis sebagai bagian atau
cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa,
dan frase ; berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan
morfem. Kesalahan dalam tataran sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan
dalam bidang morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata.
Kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa :
1.
Kesalahan
dalam bidang frasa
Kesalahan
berbahasa dalam bidang frasa sering terjadi dalam kegiatan berbicara maupun
menulis. Kesalahan dalam bidang frasa dapat disebabkan oleh berbagai hal
diantaranya :
a.
Adanya
pengaruh bahasa daerah
-
Pada
kata ye (Halaman 4)
Bentuk tidak baku = kayak
tak dianggap ye pak cik
Bentuk baku =
kayak tak dianggap ya pak cik
Kata ye pada
kalimat ‘kayak tak dianggap ye pak cik’ merupakan kesalahan yang dikarenakan
pengaruh bahasa daerah, terutama bahasa
Melayu. Kata ye digunakan sebagai kata untuk memastikan atau menegaskan
dalam bertanya. Dalam KBBI kata ye tidak ditemukan karena kata ye
merupakan kesalahan barbahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah. Kata ye
jika dalam bahasa Indonesia merupakan kata ya yang berarti kata untuk
menyatakan setuju (membenarkan dsb); 2. Kata untuk memastikan, menegaskan dalam
bertanya (KBBI : Hal 1566).
Jadi kata ye
tersebut seharusnya diganti dengan kata ya sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Jadi kalimat yang benar adalah ‘kayak tak dianggap ya pak cik’.
-
Pada
kata berdaye (Halaman 4)
Bentuk tidak baku =
Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaye
Bentuk baku =
Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaya
Kata berdaye
dalam kalimat ‘Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaye’ merupakan
kesalahan yang dikarenakan pengaruh bahasa daerah, terutama bahasa Melayu. Kata
berdaye sebenarnya jika dalam bahasa Indonesia adalah berdaya.
Perubahan fonem di akhir kata menjadi fonem e adalah ciri dari sebagian
orang melayu. Kata berdaya berasal dari kata dasar daya yang
berarti kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak (KBBI : Hal 299).
Kata daya tersebut kemudian diberi prefiks ber- sehingga menjadi berdaya
bukan berdaye. Jadi kalimat yang benar adalah ‘Datang lagi,
pemerintah seakan tak berdaya’.
b.
Penggunaan
preposisi yang tidak tepat
Kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat biasanya terjadi
pada frasa preposisional yang menyatakan tempat, waktu, dan tujuan. Contohnya :
-
Pada
kata ke Komisi Pemberantasan Korupsi (Halaman 1)
Bentuk tidak baku =
Wahana Lingkungan Hidup Riau melaporkan 27 perusahaan di Riau ke Komisi
Pemberantasan Korupsi
Bentuk baku =
Wahana Lingkungan Hidup Riau melaporkan 27 perusahaan di Riau kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi
Kata ke Komisi
Pemberantasan Korupsi merujuk pada kata depan untuk menandai arah atau
tujuan. Sedangkan kata yang dimaksudkan adalah Komisi Pemberantasan
Korupsi, yaitu sebuah lembaga yang
menangani permasalahan korupsi, hal ini merujuk ke orang. Oleh karena itu kata
yang seharusnya dipakai dalam kalimat tersebut adalah kepada karena kata kepada
berarti kata depan untuk menandai tujuan orang.
c.
Penggunaan
istilah asing
Pengguna bahasa Indonesia yang memiliki kamahiran menggunakan
bahasa asing tentu sering menyelipkan istilah asing dalam pembicaraan atau
tulisanya. Kemungkinanya adalah pemakai bahasa itu ingin memperagakan
kebolehanya atau bahkan ingin
memperlihatkan keintelektualanya pada khalayak. Padahal kita tidak boleh
mencampuradukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh
:
-
Pada
kata lifting (Halaman 2)
Bentuk tidak baku =
Target lifting naik, defisit anggaran bisa menyempit
Bentuk baku =
Target pengangkatan naik, defisit anggaran bisa menyempit
Pada kalimat target
lifting naik, defisit anggaran bisa menyempit,kata lifting merupakan
kata dengan bahasa Inggris. Kata lifting jika dalam bahasa Indonesia
berarti pengangkatan. Kata
tersebut belum tentu bisa dipahami oleh orang yang berpendidikan rendah. Akan
lain halnya jika istilah asing pada kalimat tersebut diganti dengan bahasa
Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Jadi kalimat tersebut dapat
diperbaiki menjadi target pengangkatan naik, defisit anggaran bisa menyempit.
-
Pada
kata still in heart (Halaman 2)
Bentuk tidak baku = Enoki
hadir lebih “still in heart”
Bentuk baku =
Enoki hadir lebih masih di hati
Pada kalimat enoki
hadir lebih “still in heart”, kata still in heart merupakan kata
dalam bahasa Inggris. Kata tersebut belum tentu bisa dipahami oleh orang yang
berpendidikan rendah. Akan lain halnya jika istilah asing pada kalimat tersebut
diganti dengan bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kata still
in heart jika dalam bahasa Indonesia berarti masih di hati. Jadi
kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi enoki hadir lebih masih di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar