Kamis, 20 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA KORAN HALUAN RIAU (Rabu. 17 September 2014)



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA KORAN HALUAN RIAU (Rabu. 17 September 2014)
Ramlan (1987 : 21) mendefinisikan sintaksis sebagai bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase ; berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem. Kesalahan dalam tataran sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan dalam bidang morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata.
Kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa :
1.      Kesalahan dalam bidang frasa
Kesalahan berbahasa dalam bidang frasa sering terjadi dalam kegiatan berbicara maupun menulis. Kesalahan dalam bidang frasa dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya :
a.      Adanya pengaruh bahasa daerah
-          Pada kata ye (Halaman 4)

Bentuk tidak baku      = kayak tak dianggap ye pak cik
Bentuk baku                = kayak tak dianggap ya pak cik

Kata ye pada kalimat ‘kayak tak dianggap ye pak cik’ merupakan kesalahan yang dikarenakan  pengaruh bahasa daerah, terutama bahasa Melayu. Kata ye digunakan sebagai kata untuk memastikan atau menegaskan dalam bertanya. Dalam KBBI kata ye tidak ditemukan karena kata ye merupakan kesalahan barbahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah. Kata ye jika dalam bahasa Indonesia merupakan kata ya yang berarti kata untuk menyatakan setuju (membenarkan dsb); 2. Kata untuk memastikan, menegaskan dalam bertanya (KBBI : Hal 1566).
Jadi kata ye tersebut seharusnya diganti dengan kata ya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Jadi kalimat yang benar adalah ‘kayak tak dianggap ya pak cik’.

-          Pada kata berdaye (Halaman 4)

Bentuk tidak baku      = Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaye
Bentuk baku                = Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaya

Kata berdaye dalam kalimat ‘Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaye’ merupakan kesalahan yang dikarenakan pengaruh bahasa daerah, terutama bahasa Melayu. Kata berdaye sebenarnya jika dalam bahasa Indonesia adalah berdaya. Perubahan fonem di akhir kata menjadi fonem e adalah ciri dari sebagian orang melayu. Kata berdaya berasal dari kata dasar daya yang berarti kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak (KBBI : Hal 299). Kata daya tersebut kemudian diberi prefiks ber- sehingga menjadi berdaya bukan berdaye. Jadi kalimat yang benar adalah ‘Datang lagi, pemerintah seakan tak berdaya’.


b.      Penggunaan preposisi yang tidak tepat
Kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat biasanya terjadi pada frasa preposisional yang menyatakan tempat, waktu, dan tujuan. Contohnya :
-          Pada kata ke Komisi Pemberantasan Korupsi (Halaman 1)

Bentuk tidak baku               = Wahana Lingkungan Hidup Riau melaporkan 27 perusahaan di Riau ke Komisi Pemberantasan Korupsi
Bentuk baku                         = Wahana Lingkungan Hidup Riau melaporkan 27 perusahaan di Riau kepada Komisi Pemberantasan Korupsi

Kata ke Komisi Pemberantasan Korupsi merujuk pada kata depan untuk menandai arah atau tujuan. Sedangkan kata yang dimaksudkan adalah Komisi Pemberantasan Korupsi,  yaitu sebuah lembaga yang menangani permasalahan korupsi, hal ini merujuk ke orang. Oleh karena itu kata yang seharusnya dipakai dalam kalimat tersebut adalah kepada karena kata kepada berarti kata depan untuk menandai tujuan orang.



c.       Penggunaan istilah asing
Pengguna bahasa Indonesia yang memiliki kamahiran menggunakan bahasa asing tentu sering menyelipkan istilah asing dalam pembicaraan atau tulisanya. Kemungkinanya adalah pemakai bahasa itu ingin memperagakan kebolehanya atau bahkan ingin  memperlihatkan keintelektualanya pada khalayak. Padahal kita tidak boleh mencampuradukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh :

-          Pada kata lifting (Halaman 2)

Bentuk tidak baku      = Target lifting naik, defisit anggaran bisa menyempit
Bentuk baku                = Target pengangkatan naik, defisit anggaran bisa menyempit

Pada kalimat target lifting naik, defisit anggaran bisa menyempit,kata lifting merupakan kata dengan bahasa Inggris. Kata lifting jika dalam bahasa Indonesia berarti pengangkatan.  Kata tersebut belum tentu bisa dipahami oleh orang yang berpendidikan rendah. Akan lain halnya jika istilah asing pada kalimat tersebut diganti dengan bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Jadi kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi target pengangkatan  naik, defisit anggaran bisa menyempit.

-          Pada kata still in heart (Halaman 2)

Bentuk tidak baku      = Enoki hadir lebih “still in heart
Bentuk baku                = Enoki hadir lebih masih di hati

Pada kalimat enoki hadir lebih “still in heart”, kata still in heart merupakan kata dalam bahasa Inggris. Kata tersebut belum tentu bisa dipahami oleh orang yang berpendidikan rendah. Akan lain halnya jika istilah asing pada kalimat tersebut diganti dengan bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kata still in heart jika dalam bahasa Indonesia berarti masih di hati. Jadi kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi enoki hadir lebih masih di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar